Translate

Senin, 07 April 2014

MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI TEKNIK KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KERTAS



A.    Deskripsi Teori
1.      Pengertian Perkembangan Motorik Halus
1.1 Pengertian perkembangan
Menurut Harlock Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman yang terdiri dari serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. (edukasi.kompasiana:2010: 1)
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, kognitif, serta sosialisasi dan kemandirian. Pendapat ini dikemukakan oleh Erlamsyah (2006:17).
Berdasarkan kedua pendapat di atas kita dapat menyimpulkan bahwa perkembangan serangkaian perubahan akibat dari proses kematangan, bertambahnya struktur dan fungsi tubuh meliputi kemampuan gerak, bahasa, kognitif, dan sosial emosional dan kemandirian.



              1.2 Pengertian perkembangan motorik
Menurut Depdiknas (2007:8) Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
 Lebih spesifik lagi yang dikemukakan oleh  Bambang Sujiono (2002,1.12) Perkembangan motorik yaitu proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh.
Dapat disimpulkan pengertian perkembangan motorik dari kedua pendapat ini, perkembangan motorik merupakan perkembangan dari unsur kematangan dan proses belajar pengendalian gerak tubuh.
              1.3 Pengertian motorik halus
Motorik halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Pendapat ini dikemukakan oleh Bambang Sujiono (2002, 1.14).
Hampir sama dengan pendapat diatas Mansur (2007:23,24) mengutarakan pendapatnya “ perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot halus dan fungsinya. Otot ini melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih spesifik seperti menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menempel, menggunting dan sebagainya.
Pendapat di atas diperkuat oleh Depdiknas (2007:6) “ Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil, oleh karena itu, gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa  motorik halus meliputi gerak otot-otot kecil yang tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga,  tapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian sehingga memerlukan latihan dalam pengembangan pengendalian gerak tubuh, seperti dalam menulis, melipat, merangkai, mengancingkan baju, menempel, menggunting dan sebagainya.
2.      Tujuan Perkembangan Motorik Halus
Tujuan perkembangan motorik halus menurut Nuryani dalam (e-dukasi.net: 2008:1) yaitu: 1) Mengembangkan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, 2) Memperkenalkan gerakan jari seperti menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan jari jemari sehingga anak menjadi terampil dan matang, 3) Mampu mengkoordinasikan kecepatan, kecakapan tanpa dengan gerakan mata, 4) Penguasaan emosi.
Slamet (2005:48) juga mengatakan bahwa “Tujuan perkembangan motorik halus meliputi kekuatan, ketahanan, kecepatan, kecekatan, keseimbangan”
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat kita simpulkan tujuan perkembangan motorik halus yaitu untuk keterampilan gerak tangan, mengkoordinasikan kecepatan, kekuatan, kecekatan dan keseimbangan.
3.      Tahap Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia ini koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Dan anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar. Depdiknas (2007:8)
Senada dengan pendapat di atas Erlamsyah (2006:51) menyatakan perkembangan motorik halus dapat dikembangkan  sesui dengan tahap perkembangan anak. Untuk usia taman kanak-kanak motorik halus dapat dikembangkan melalui aktifitas merobek, mencukil, membongkar, memotong kertas, menempel, memberi warna, menggambar dan melipat.
Berdasarkan pendapat ini penulis dapat simpulkan bahwa tahap perkembangan motorik halus anak usia taman kanak-kanak berkembang pesat, anak mapu mengkoordinasikan antara gerakan tangan, dan mata. Adapun kegiatan yang mampu mereka lakukan sesui dengan tahapan perkembangannya yaitu, menulis, menggambar, merobek, mencongkel, membongkar, memotong kertas, menempel melipat dan memberi warna.
4.      Prinsip Perkembangan Motorik Halus
Terdapat dalam Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Seni di Taman Kanak-Kanak (2007 : 12) disebutkan bahwa ada beberapa prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan pada saat mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 4-6 tahun, diantaranya sebagai berikut :
1)      Memberikan kebebasan ekspresi pada anak.
Ekspresi adalah proses pengungkapan perasaan dan jiwa secara jujur dan langsung dari dalam diri anak.
2)      Melakukan pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak untuk kreatif.
Kreativitas merupakan kemampuan mencipta sesuatu yang baru yang bersifat orisinal (asli) dari dirinya sendiri. Kreativitas erat kaitannya dengan fantasi (daya khayal), karena itu anak perlu diaktifkan dengan cara membangkitkan tanggapan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri. Untuk mendukung anak dalam merangsang kreativitasnya perlu dialokasikan waktu, tempat, dan media yang cukup.
3)      Memberikan bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik cara yang baik dalam melakukan kegiatan dengan berbagai media
Ketika melakukan kegiatan motorik halus, anak menggunakan berbagai macam media alat dan bahan, oleh karena itu perlu kiranya anak mendapatkan contoh dan menguasai berbagai cara menggunakan alat-alat tersebut, sehingga anak merasa yakin akan kemampuannya dan tidak mengalami kegagalan.
4)      Menumbuhkan keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan perkembangan anak.
Hindari komentar negatif ketika melihat hasil karya motorik halus anak, begitu pula kata-kata yang membatasi berupa larangan atau petunjuk yang terlalu banyak.
5)      Membimbing anak sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan
Dalam perkembangan anak terdapat karakteristik perkembangan yang berbeda-beda untuk setiap usia. Oleh karena itu perlu kiranya memperhatikan apa dan bagaimana bimbingan dan stimulasi yang dapat diberikan kepada anak sesuai dengan usia perkembangannya.
6)      Memberikan rasa gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan pada anak.
Anak akan melakukan kegiatan dengan seoptimal mungkin jika ia berada dalam kondisi psikologis yang baik, yaitu dalam suasana yang menyenangkan hatinya tanpa ada tekanan.
7)      Melakukan pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
Dalam mengembangkan kegiatan motorik halus orang dewasa perlu memberikan perhatian yang memadai pada anak, hal ini untuk mendorong anak dan sekaligus menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
5.      Teknik Kolase
5.1  Pengertian teknik
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (2008: 1473) teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan sesuatu.
Istilah teknik dalam pembelajaran didefinisikan dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. (referensi makalah: 2012: 09)
Dapat penulis simpulkan pengertian teknik adalah cara atau seni melakukan sesuatu, yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu tujuan.
5.2  Pengertian Kolase
Kolase  berasal dari kata “Collage” bahasa Prancis yang berarti merekat. Semula teknik ini untuk pengembangan dalam melukis, yaitu menempelkan kertas atau lainnya dan menggabungkannya dengan sapuan kuas dan cat pada lukisan. Selanjutnya karya yang berasal dari tempelan di sebut kolase. (Kamaril, dkk, 2006 : 4.59)
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu) yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2008:580).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan bermacam-macam yang ditempelkan sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi,
5.3  Tujuan Kolase
Mayesky (2011 : 2) menyatakan bahwasanya kolase bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
Tujuan kolase yaitu mengembangkan imajinasi, mengembangkan krativitas, melatih ketelitian dan kesabaran, meciptakan sesuatu dengan teknik kolase.  Depdiknas (2007:40)
Berdasarkan pendapat di atas kita dapat simpulkan tujuan kolase yaitu untuk mengembangkan kreativitas, mengembangkan motorik halus, melatih ketelitian dan kesabaran.
5.4  Manfaat Kolase
Mayesky (2011 : 2) mengemukakan bahwa kolase dapat mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengembangkan kreativitas, mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
Ada 9 manfaat dari kolase yang dikemukakan oleh Luchantiq pada artikelnya :1) Melatih Motorik Halus 2) Meningkatkan Kreativitas 3) Melatih Konsentrasi 4) Mengenal Warna 5) Mengenal Bentuk 6) Melatih Memecahkan Masalah 7) Mengasah Kecerdasan Spasial 8) Melatih Ketekunan 9) Meningkatkan Kepercayaan Diri. (keluargasehat.wordpress.2010:01)
Dapat disimpulkan kolase memiliki berbagai manfaat yang bagus bagi anak seperti melatih mototik halus, mengembangkan kreativitas, melatih kosentrasi , mengenal konsep warna, pola dan bentuk, melatih ketekunan dan kepercayaan diri.
5.5    Bahan yang bisa digunakan dalam Kolase
Bahan kolase dapat dikelompokkan menjadi: 1) bahan-bahan alam (daun, ranting, biji-bijian, bunga kering, kerang, batu-batuan), 2) bahan-bahan olahan (plastik, kertas,  serat sintetis, logam, karet), 3) bahan-bahan bekas (majalah bekas, tutup botol, bungkus permen atau cokelat). (e-dukasi.net:2008:02)
Kamaril, dkk (2006 : 4.60) Menyebutkan bahwa berdasarkan bahannya Kolase dapat dibagi menjadi :
1)      Kolase dari bahan buatan sendiri
Bahan buatan sendiri adalah bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti kertas atau plastik yang sebelum ditempelkan dibentuk terlebih dahulu. Misalnya dalam membuat kolase bertema “Kebun Bunga”, maka terlebih dahulu disiapkan bentuk-bentuk bunga hasil melipat kertas, daun dilipat, kupu-kupu dari potongan dan lipatan yang kemudian ditempelkan pada latar.
2)      Kolase dari bahan alam
Kolase yang dibuat dari bahan kering, daun kering. Atau jerami kering (merang) sangat menarik dan bagus. Selain alam telah membawa warna dan tekstur yang alami, bentuk yang bagus dan hampir seragam, juga mudah ditemui di sekitar lingkungan.
3)      Kolase dari bahan bekas
Bahan sisa atau bahan bekas banyak  terdapat di lingkungan Anda, misalnya potongan-potongan tripleks, potongan karet, plastik atau kaleng.
Berdasarkan dua pendapat di atas bahan kolase dikelompokan menjadi tiga: 1) Bahan alam. 2) bahan olahan. 3) bahan sisa atau bahan bekas.
6        Media Kertas
6.1 Pengertian media
Secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin "Medius" yang berarti tengah, perantara atau pengantar.  Dalam bahasa Arab, media diartikan perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.(wawan-junaidi.blogspot: 2012:01)
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2008:931) media adalah perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak  orang, golongan, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas pengertian media adalah perantara, atau penghubung antara dua pihak.
6.2  Pengertian kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari bahan alami (id.wikipedia:2013:01)
Pengertian kertas menurut kamus besar indonesia (2008:707) kertas adalah barang tipis dibuat dari rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulis atau untuk pembungkus, dan sebagainya.
6.3 Pemilihan media kertas
Menurut Depdiknas (2007:40) membuat gambar dengan teknik kolase memakai berbagai media seperti media kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain perca,batu-batuan, dan lain-lain.
Media yang bisa digunakan dalam pembuatan kolase ini dapat berupa kertas berwarna, kertas bungkus kado, dan sebagainya. Salah satu keunggulan media kertas ini adalah ketersediaan berbagai warna yang bisa digunakan. (e-dukasi.net:2008:02)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kertas pada dasarnya mudah digarap dengan berbagai macam cara, sehingga sangat cocok  digunakan sebagai elemen kolase. Penulis selanjutnya hanya akan membahas tentang media kertas bewarna sebagai bahan kolase.

2 komentar: