A.
Deskripsi
Teori
1.
Pengertian Perkembangan Motorik Halus
1.1 Pengertian
perkembangan
Menurut
Harlock Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman yang terdiri dari serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. (edukasi.kompasiana:2010: 1)
Perkembangan adalah
bertambahnya struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan
bahasa, kognitif, serta sosialisasi
dan kemandirian. Pendapat ini dikemukakan oleh Erlamsyah (2006:17).
Berdasarkan kedua pendapat di atas kita
dapat menyimpulkan bahwa perkembangan serangkaian perubahan akibat dari proses
kematangan, bertambahnya struktur dan fungsi tubuh meliputi kemampuan gerak,
bahasa, kognitif, dan sosial
emosional dan kemandirian.
1.2 Pengertian perkembangan motorik
Menurut Depdiknas (2007:8) Perkembangan motorik diartikan sebagai perkembangan
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Lebih spesifik
lagi yang dikemukakan oleh Bambang
Sujiono (2002,1.12) Perkembangan motorik yaitu
proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakkan anggota tubuh.
Dapat disimpulkan pengertian
perkembangan motorik dari kedua
pendapat ini, perkembangan motorik merupakan
perkembangan dari unsur kematangan dan proses belajar pengendalian gerak tubuh.
1.3 Pengertian motorik halus
Motorik
halus yaitu gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan
oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan
gerakan pergelangan tangan yang tepat. Pendapat ini dikemukakan oleh Bambang
Sujiono (2002, 1.14).
Hampir sama dengan
pendapat diatas Mansur (2007:23,24) mengutarakan pendapatnya “ perkembangan motorik halus meliputi perkembangan otot
halus dan fungsinya. Otot ini melakukan gerakan-gerakan bagian tubuh yang lebih
spesifik seperti menulis, melipat,
merangkai, mengancingkan baju, menempel, menggunting dan sebagainya.
Pendapat di atas
diperkuat oleh Depdiknas (2007:6) “ Motorik
halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang
dilakukan oleh otot-otot kecil, oleh karena itu, gerakan motorik halus tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi
membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian”.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa
motorik halus meliputi gerak
otot-otot kecil yang tidak membutuhkan terlalu banyak tenaga, tapi membutuhkan koordinasi yang cermat serta ketelitian sehingga memerlukan latihan
dalam pengembangan pengendalian gerak tubuh, seperti dalam menulis, melipat,
merangkai, mengancingkan baju, menempel, menggunting dan sebagainya.
2.
Tujuan Perkembangan Motorik Halus
Tujuan perkembangan motorik halus menurut Nuryani dalam (e-dukasi.net: 2008:1)
yaitu: 1) Mengembangkan motorik halus
yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan, 2) Memperkenalkan
gerakan jari seperti menulis, menggambar, dan memanipulasi benda-benda dengan
jari jemari sehingga anak menjadi terampil dan matang, 3) Mampu mengkoordinasikan kecepatan, kecakapan
tanpa dengan gerakan mata, 4) Penguasaan emosi.
Slamet (2005:48) juga mengatakan bahwa “Tujuan
perkembangan motorik halus meliputi
kekuatan, ketahanan, kecepatan, kecekatan, keseimbangan”
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat kita simpulkan
tujuan perkembangan motorik halus
yaitu untuk keterampilan gerak tangan, mengkoordinasikan
kecepatan, kekuatan, kecekatan dan keseimbangan.
3.
Tahap Perkembangan Motorik Halus
Perkembangan motorik
halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan
kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.
Pada usia ini koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Dan anak
telah mampu mengkoordinasikan gerakan
visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan
tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan, antara lain dapat dilihat pada
waktu anak menulis atau menggambar. Depdiknas (2007:8)
Senada dengan pendapat di atas Erlamsyah (2006:51)
menyatakan perkembangan motorik halus dapat dikembangkan sesui dengan tahap perkembangan anak. Untuk
usia taman kanak-kanak motorik halus dapat dikembangkan melalui aktifitas
merobek, mencukil, membongkar, memotong kertas, menempel, memberi warna,
menggambar dan melipat.
Berdasarkan pendapat ini penulis dapat simpulkan bahwa
tahap perkembangan motorik halus anak usia taman kanak-kanak berkembang pesat,
anak mapu mengkoordinasikan antara gerakan tangan, dan mata. Adapun kegiatan
yang mampu mereka lakukan sesui dengan tahapan perkembangannya yaitu, menulis,
menggambar, merobek, mencongkel, membongkar, memotong kertas, menempel melipat
dan memberi warna.
4.
Prinsip Perkembangan Motorik Halus
Terdapat dalam Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Seni di Taman Kanak-Kanak (2007 : 12) disebutkan bahwa ada beberapa
prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan pada saat mengembangkan kemampuan motorik halus anak usia 4-6 tahun, diantaranya
sebagai berikut :
1)
Memberikan
kebebasan ekspresi pada anak.
Ekspresi adalah
proses pengungkapan perasaan dan jiwa secara jujur dan langsung dari dalam diri
anak.
2)
Melakukan
pengaturan waktu, tempat, media (alat dan bahan) agar dapat merangsang anak
untuk kreatif.
Kreativitas
merupakan kemampuan mencipta sesuatu yang baru yang bersifat orisinal (asli) dari dirinya sendiri. Kreativitas erat kaitannya dengan fantasi (daya khayal), karena itu anak
perlu diaktifkan dengan cara membangkitkan tanggapan melalui pengamatan dan
pengalamannya sendiri. Untuk mendukung anak dalam merangsang kreativitasnya perlu dialokasikan waktu,
tempat, dan media yang cukup.
3)
Memberikan
bimbingan kepada anak untuk menemukan teknik cara yang baik dalam melakukan
kegiatan dengan berbagai media
Ketika
melakukan kegiatan motorik halus,
anak menggunakan berbagai macam media alat
dan bahan, oleh karena itu perlu kiranya anak mendapatkan contoh dan menguasai
berbagai cara menggunakan alat-alat tersebut, sehingga anak merasa yakin akan
kemampuannya dan tidak mengalami kegagalan.
4)
Menumbuhkan
keberanian anak dan hindarkan petunjuk yang dapat merusak keberanian dan
perkembangan anak.
Hindari
komentar negatif ketika melihat hasil karya motorik
halus anak, begitu pula kata-kata yang membatasi berupa larangan atau petunjuk
yang terlalu banyak.
5)
Membimbing anak
sesuai dengan kemampuan dan taraf perkembangan
Dalam
perkembangan anak terdapat karakteristik
perkembangan yang berbeda-beda untuk setiap usia. Oleh karena itu perlu kiranya
memperhatikan apa dan bagaimana bimbingan dan stimulasi yang dapat diberikan kepada anak sesuai dengan usia
perkembangannya.
6)
Memberikan rasa
gembira dan ciptakan suasana yang menyenangkan pada anak.
Anak
akan melakukan kegiatan dengan seoptimal
mungkin jika ia berada dalam kondisi psikologis
yang baik, yaitu dalam suasana yang menyenangkan hatinya tanpa ada tekanan.
7)
Melakukan
pengawasan menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan.
Dalam
mengembangkan kegiatan motorik halus
orang dewasa perlu memberikan perhatian yang memadai pada anak, hal ini untuk
mendorong anak dan sekaligus menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan.
5.
Teknik Kolase
5.1 Pengertian
teknik
Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia (2008: 1473) teknik
adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu, cara membuat atau seni melakukan
sesuatu.
Istilah teknik
dalam pembelajaran didefinisikan
dengan cara-cara dan alat yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai suatu
tujuan, langsung dalam pelaksanaan pelajaran pada waktu itu. (referensi
makalah: 2012: 09)
Dapat penulis simpulkan pengertian teknik adalah cara
atau seni melakukan sesuatu, yang digunakan oleh guru dalam rangka mencapai
suatu tujuan.
5.2 Pengertian
Kolase
Kolase berasal
dari kata “Collage” bahasa Prancis
yang berarti merekat. Semula teknik ini untuk pengembangan dalam melukis, yaitu
menempelkan kertas atau lainnya dan menggabungkannya dengan sapuan kuas dan cat
pada lukisan. Selanjutnya karya yang berasal dari tempelan di sebut kolase. (Kamaril,
dkk, 2006 : 4.59)
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan (kain, kertas, kayu)
yang ditempelkan pada permukaan gambar (Depdiknas.2008:580).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diuraikan pengertian kolase, yaitu
merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan bahan bermacam-macam
yang ditempelkan sehingga menjadi karya seni rupa dua dimensi,
5.3 Tujuan
Kolase
Mayesky (2011 : 2) menyatakan
bahwasanya kolase bertujuan untuk mengembangkan kreativitas, mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengeksplorasi
kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang konsep-konsep
desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
Tujuan kolase yaitu
mengembangkan imajinasi,
mengembangkan krativitas, melatih
ketelitian dan kesabaran, meciptakan sesuatu dengan teknik kolase. Depdiknas (2007:40)
Berdasarkan pendapat di atas kita dapat simpulkan tujuan
kolase yaitu untuk mengembangkan kreativitas,
mengembangkan motorik halus, melatih
ketelitian dan kesabaran.
5.4 Manfaat Kolase
Mayesky (2011 : 2) mengemukakan bahwa kolase dapat
mengembangkan motorik halus, koordinasi tangan dan mata, mengembangkan kreativitas,
mengeksplorasi kegunaan baru dari berbagai macam kertas dan mempelajari tentang
konsep-konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk.
Ada 9 manfaat dari kolase yang dikemukakan oleh Luchantiq
pada artikelnya :1) Melatih Motorik Halus 2) Meningkatkan Kreativitas 3)
Melatih Konsentrasi 4) Mengenal Warna 5) Mengenal Bentuk 6) Melatih Memecahkan
Masalah 7) Mengasah Kecerdasan Spasial 8) Melatih Ketekunan 9) Meningkatkan
Kepercayaan Diri. (keluargasehat.wordpress.2010:01)
Dapat disimpulkan kolase memiliki berbagai manfaat yang
bagus bagi anak seperti melatih mototik halus, mengembangkan kreativitas,
melatih kosentrasi , mengenal konsep warna, pola dan bentuk, melatih ketekunan
dan kepercayaan diri.
5.5
Bahan yang bisa
digunakan dalam Kolase
Bahan kolase dapat dikelompokkan menjadi: 1) bahan-bahan alam (daun,
ranting, biji-bijian, bunga kering, kerang, batu-batuan), 2) bahan-bahan olahan
(plastik, kertas, serat sintetis, logam,
karet), 3) bahan-bahan bekas (majalah bekas, tutup botol, bungkus permen atau
cokelat). (e-dukasi.net:2008:02)
Kamaril, dkk (2006 : 4.60) Menyebutkan bahwa berdasarkan bahannya Kolase
dapat dibagi menjadi :
1)
Kolase dari bahan buatan sendiri
Bahan buatan
sendiri adalah bahan yang diolah dari bahan yang telah ada, seperti kertas atau
plastik yang sebelum ditempelkan dibentuk terlebih dahulu. Misalnya dalam
membuat kolase bertema “Kebun Bunga”, maka terlebih dahulu disiapkan
bentuk-bentuk bunga hasil melipat kertas, daun dilipat, kupu-kupu dari potongan
dan lipatan yang kemudian ditempelkan pada latar.
2)
Kolase dari bahan alam
Kolase yang
dibuat dari bahan kering, daun kering. Atau jerami kering (merang) sangat
menarik dan bagus. Selain alam telah membawa warna dan tekstur yang alami,
bentuk yang bagus dan hampir seragam, juga mudah ditemui di sekitar lingkungan.
3)
Kolase dari bahan bekas
Bahan sisa
atau bahan bekas banyak terdapat di
lingkungan Anda, misalnya potongan-potongan tripleks, potongan karet, plastik
atau kaleng.
Berdasarkan dua pendapat di atas bahan kolase dikelompokan menjadi tiga: 1)
Bahan alam. 2) bahan olahan. 3) bahan sisa atau bahan bekas.
6
Media
Kertas
6.1
Pengertian media
Secara Bahasa, Kata Media berasal dari bahasa Latin
"Medius" yang berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media diartikan
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.(wawan-junaidi.blogspot: 2012:01)
Menurut kamus besar bahasa indonesia (2008:931) media adalah perantara; penghubung; yang terletak di antara dua pihak orang, golongan, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat di atas pengertian media adalah
perantara, atau penghubung antara dua pihak.
6.2 Pengertian
kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari bahan alami (id.wikipedia:2013:01)
Pengertian kertas menurut kamus besar indonesia
(2008:707) kertas adalah barang
tipis dibuat dari rumput, jerami, kayu, dan sebagainya yang biasa ditulis atau
untuk pembungkus, dan sebagainya.
6.3
Pemilihan media kertas
Menurut Depdiknas (2007:40) membuat gambar dengan teknik kolase memakai
berbagai media seperti media kertas, ampas kelapa, biji-bijian, kain
perca,batu-batuan, dan lain-lain.
Media yang bisa digunakan dalam pembuatan kolase ini
dapat berupa kertas berwarna, kertas bungkus kado, dan sebagainya. Salah satu
keunggulan media kertas ini adalah ketersediaan berbagai warna yang bisa
digunakan. (e-dukasi.net:2008:02)
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kertas pada dasarnya
mudah digarap dengan berbagai macam cara, sehingga sangat cocok digunakan
sebagai elemen kolase. Penulis selanjutnya hanya akan membahas tentang media
kertas bewarna sebagai bahan kolase.
Mau referensi Kolasenya dong. Thx :)
BalasHapussilahkan, dan terimakasih sudah membaca di blog ini
Hapus